Seorang Pria Dituduh Menghina Nabi di Sri Lanka Dipukuli Massa Hingga Tewas

Islamabad - Seorang pria Sri Lanka di Pakistan dipukuli massa hingga tewas lalu mayatnya dibakar. Kepolisian setempat menyebut insiden itu terjadi setelah pria tersebut dituduh melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad.

Seperti dilansir AFP dan CNN, Sabtu (4/12/2021), insiden mengerikan ini terjadi di kota Sialkot, Punjab, yang berjarak sekitar 200 kilometer dari ibu kota Islamabad, pada Jumat (3/12) waktu setempat.

Puluhan orang telah ditangkap polisi setempat terkait insiden ini.


Menurut juru bicara Kepolisian Punjab, Osama Mehmod, pria itu dibunuh dan mayatnya dibakar oleh massa setelah dituduh melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad.

Secara terpisah, juru bicara Kepolisian Sialkot, Khurram Shehzad, menyebut pria yang dibunuh itu bekerja sebagai manajer pabrik di Punjab dan bernama Prantha Kumar, yang berkewarganegaraan Sri Lanka dan menganut Buddha.

Jenazah Kumar, sebut Shehzad, telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit setempat.


Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, memberikan reaksi keras terhadap tindak penyerangan tersebut.

Dia menyatakan akan mengawasi langsung penyelidikan terhadap apa yang disebutnya sebagai 'serangan primary hakim sendiri yang mengerikan'.

PM Khan juga menyebut tindak penyerangan itu sebagai 'hari yang memalukan bagi Pakistan'.

"Jangan sampai ada kesalahan, mereka yang bertanggung jawab akan dihukum dengan berat," tegasnya.

Sejumlah rekaman video mengerikan yang dibagikan ke media sosial menunjukkan momen saat massa memukuli korban sambil meneriakkan slogan menentang penistaan agama. Beberapa video lainnya menunjukkan momen saat mayat korban dibakar, juga sebuah mobil terbalik yang diduga milik korban.

Banyak orang dalam kerumunan massa yang menyerang korban tidak berusaha menutupi identitas mereka, bahkan beberapa mengambil foto selfie di depan mayat korban yang dibakar.

Juru bicara pemerintah Punjab, Hasaan Kawar, menuturkan kepada wartawan setempat bahwa kepolisian setempat telah menangkap 50 orang terkait penyerangan keji itu.

"Rekaman CCTV sedang diperiksa dengan cermat karena kami telah diarahkan untuk menyelesaikan penyelidikan dalam 48 jam," ucapnya.

Motto yang diteriakkan massa seperti terdengar dalam video clip yang beredar di media sosial, disebut sama dengan motto para pendukung Tehreek-e Labbaik Pakistan (TLP), partai yang menentang penistaan agama.

TLP diketahui kerap menggelar unjuk rasa besar-besaran, termasuk trial anti-Prancis setelah majalah satire Charlie Hebdo tahun lalu menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad.

Condition dilarang yang sebelumnya disandang TLP telah dicabut oleh otoritas Pakistan bulan lalu dan pemimpinnya dibebaskan setelah ditahan terkait unjuk rasa yang menewaskan tujuh polisi.

Pakistan diketahui sering dilanda tindak kekerasan primary hakim sendiri terhadap orang-orang yang dituduh melakukan penistaan agama.

Musim panas ini, sekelompok orang menerobos masuk ke dalam kantor polisi di pinggiran Islamabad dan menyerang dua pria yang dituduh menodai masjid.

Namun tuduhan penistaan agama, menurut kelompok-kelompok HAM, sering dimanfaatkan untuk menuntaskan dendam pribadi, dengan kelompok minoritas kerap menjadi target.

"Peristiwa hari ini menggarisbawahi urgensi di mana lingkungan yang memampukan penganiayaan dan membahayakan nyawa harus diperbaiki," sebut Amnesty International Asia Selatan dalam pernyataannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pihak UNM Segera Pecat Satpam yang Rekam Mahasiswi di Kamar Mandi

Seorang Marbot Masjid Cabuli Remaja Laki-Laki di Bekasi

Pihak Kepolisian Berhasil Mengamankan Sindikat Pembobolan ATM di Pontianak, Pernah Bereaksi di Mitra Anda